Rabu, 01 Juni 2011

SKY WORLD ~ Part 4

Part 4

title : Sky World
genre : fantasi
cast : Hey!Say!JUMP member, hime, and the other misterius cast ^.<


Keesokan harinya, kami pun bangun. Pagi itu udaranya segar sekali dan cuacanya juga cerah.
“selamat pagi!” kata yuya yang baru keluar dari tenda
“selamat pagi! Pagi di sini seperti di bumi ya.. udaranya segar sekali, bahkan menurutku lebih segar daripada bumi” kataku sambil menarik nafas dalam-dalam. Yuya hanya tersenyum melihatku yang begitu menikmati pagi hari di Skyworld.
“selamat pagi!” kata inoo-sama dan ryo yang juga keluar dari tenda
“selamat pagi!” kataku dan yuya
“kak, pagi ini kita sarapan apa?” tanya ryo sambil menggaruk-garuk kepalanya
“ehm.. bagaimana kalau kau memancing ikan di sungai sebelah sana?” kata inoo-sama
“Um... baiklah” kata ryo sambil berjalan ke sungai tanpa membawa alat pancing
“eeh, bagaimana kau bisa memancing jika tanpa alat pancing?” tanyaku
“tidak apa-apa.. kami para pengawal sudah dilatih untuk bisa bertahan hidup tanpa bantuan alat apapun” jelas yuya
“ya benar.. aku kan pengawal hebat” kata ryo
“oooww.. kalau begitu, bolehkah aku membantumu?” tanyaku
“tidak usah, kau membantu kak yuya memasak saja” kata ryo
“um.. baiklah” kataku sambil mengangguk dan segera membantu yuya menyiapkan kayu bakar
“yuya.. biar ku bantu menyalakan apinya” kata inoo-sama. Inoo-sama pun membaca mantera dan kayu pun terbakar.
“waaah.. inoo-sama hebat” kataku kagum, ku lihat inoo-sama tersenyum. Tiba-tiba dia memegangi kepalanya dan terjatuh untung yuya sempat menangkapnya.
“inoo-sama!” kataku langsung menghampiri yuya dan inoo-sama yang sedang duduk lemah
“tuan, anda kenapa? Apa tuan baik-baik saja?” tanya yuya
“ya.. aku tidak apa-apa.. aku hanya kelelahan setelah menggunakan kekuatannku berulang kali” jawab inoo-sama
“kalau begitu, istirahatlah dulu. Anda jangan terlalu memaksakan diri” kata yuya sambil membantu inoo-sama berjalan menuju tenda
“terima kasih, yuya. sebagai ahli sihir aku memang payah” kata inoo-sama
“tidak masalah, tuan. Menjaga tuan adalah tugas saya” kata yuya
Yuya mengantar inoo-sama ke tenda untuk beristirahat dan ryo pun kembali dengan membawa tangkapannya.
“aku kembali.. aku dapat banyak ikan.. mana kak yuya?” tanyanya
“dia sedang merawat inoo-sama. Inoo-sama kelelahan karena terus menggunakan kekuatannya” jawabku
“apa?? Apa inoo-chan baik-baik saja?” tanyanya sedikit panik
“ya, dia tidak apa-apa” jawabku
“syukurlah, kalau begitu akan kubuatkan makanan yang enak!” kata ryo
“baiklah.. akan kubantu!” kataku bersemangat
-------------------------------------------------------------
Kami pun memasak ikan hasil tangkapan ryo. Setelah siap, kami menghidangkannya untuk inoo-sama. Kami semua pun memakan makanan itu dengan lahap. Setelah selesai dan inoo-sama juga sudah sehat lagi, kami pun melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalan, tiba-tiba turun kabut tebal. Kabut itu sangat tebal sehingga kami tidak bisa melihat jalan kami, kami pun terpisah.
“eh?? Ryo~~!! Yuya~~!! Inoo-sama~~!!” teriakku karena aku terpisah dari mereka bertiga
“Ryo~ Yuya~ Inoo-sama~~!! Dimana kalian? Aku tidak bisa melihat.. kabutnya terlalu tebal!” teriakku berharap mereka mengdengarnya dan menemukanku.
“hahaha.. apa kau tersesat gadis kecil?” kata sebuah suara di depanku, aku tidak bisa melihat wajah orang itu karena kabut ini.
“siapa kau? Kau dimana? Aku tidak bisa melihatmu, kabutnya terlalu tebal” kataku
“ooww.. terlalu tebal ya? Baiklah kalau begitu” kata orang itu. Tiba-tiba, kabut di sekitarku menghilang. Aku pun segera mencari darimana asal suara itu.
“nah, begini lebih baik kan?” kata orang itu tiba-tiba sudah berdiri di depanku.
“kau siapa?” tanyaku pada orang itu
“perkenalkan.. aku adalah pengawal Inoo-sama. Namaku Chinen Yuri” katanya sambil tersenyum manis sekali
“oh, kau juga pengawal inoo-sama.. namaku Hime.. aku terpisah dari Inoo-sama dan lainnya karena kabut tadi” kataku
“oh.. jadi kau anak yang membawa permata suci itu ya?” tanyanya
“iya..” kataku
“kalau begitu.. serahkan permata itu!” katanya, senyum manisnya berubah menjadi senyum yang menakutkan.
“ Apa?? Bukankah kau pengawal Inoo-sama? Kenapa kau ingin merebut permata ini?” tanyaku bingung
“sudah! Tidak usah banyak tanya! Serahkan permata itu!” katanya sambil mencoba mengambil kalung di leherku
“tidak!! Aku tidak akan menyerahkannya!” kataku sambil menggenggam kalung permata itu dan membalikkan badanku
“serahkan kalung itu, gadis kecil!!” katanya membentakku, dari tangannya tiba-tiba muncul api dan dilemparkannya ke tanah di dekatku
“Hentikaann!!! Apa yang kamu lakukan?!!” teriakku
“cepat serahkan kalau tidak bola api ku ini akan melukaimu!” katanya mengancam sambil berjalan ke arahku
“Tidak akan!! Ryo~~!! Yuya~~!!” teriakku panik memanggil ryo dan yuya berharap mereka segera datang menolongku
“percuma, kau hanya akan menghabiskan tenaga! Mereka tidak akan datang! Bahkan mereka pasti tidak bisa menyelamatkan diri mereka sendiri sekarang.. hahaha.. tak ada lagi yang bisa menolongmu, gadis kecil!” katanya
“Apaa?? Dimana Ryo dan yang lain? Kau apakan mereka?” tanyaku
“sudah! Tidak usah banyak tanya! Serahkan permata itu!!” bentaknya lagi sambil mengarahkan bola api di tangannya ke arah ku.
“TIDAAKK!!!” aku menjerit sambil menutup mata, “apa ini akhir hidupku?” tanyaku dalam hati. Aku hanya bisa menutup mata karena ketakutan. “BRUK!” terdengar suara sesuatu jatuh. Aku memberanikan diri melihat apa yang terjadi. Setelah membuka mataku, pandanganku langsung tertuju pada chinen yang terpental menjauhiku dan ryo yang sudah berdiri di hadapanku.
“kau tidak apa-apa hime?” tanya ryo
“ya.. aku tidak apa-apa.. terima kasih” kataku
“Hey! Chinen! Tak akan kubiarkan kau menyentuh permata itu!” kata ryo
“Ryo-kun.. kau jahat sekali, memukul temanmu sendiri sampai seperti ini” kata chinen sambil berusaha berdiri dan memegangi pipinya
“Chinen.. kau memang temanku tapi sekarang kau masih dalam pengaruh sihir penyihir Hika, jadi kau harus aku kalahkan!” kata ryo sambil berlari ke arah chinen, mereka pun bertarung. Mereka sama-sama kuat. Chinen dan Ryo bertarung hingga keduanya babak belur. Ku lihat darah mengalir dari kepala ryo, aku pun panik.
“SUDAH!! HENTIKAN!!!” teriakku
Tiba-tiba chinen berlari ke arahku dan mencoba mengambil kalung ku dengan sisa-sisa tenaganya. Ryo pun segera meninju chinen hingga tubuh chinen terpelanting jauh. Tiba-tiba datang lah 2 orang laki-laki yang juga babak belur, mereka berdua membantu chinen berdiri.
“Hey, Ryosuke! Aku mungkin tak bisa mengalahkanmu sekarang, tapi tuan Hika akan merebut kalung itu dan membunuh kalian semua! Ryutaro, Keito.. ayo kita kembali!” kata chinen. chinen dan kedua orang tadi langsung menghilang. Setelah 3 orang itu pergi, tiba-tiba ryo pun ambruk.
“ryo! kau tidak apa-apa? Lukamu parah sekali” kataku sambil menopang tubuhnya. Tanpa menjawab pertanyaanku tadi ryo tiba-tiba memelukku.
“kau, jangan pergi lagi. Aku sangat mengkhawatirkanmu” katanya masih memelukku
“eh.. Ryo.. ma..maaf.. membuatmu khawatir” kataku gugup. jantungku berdegup kencang sekali.
“mulai sekarang tetaplah bersamaku, aku tidak akan membiarkanmu dalam bahaya, aku akan melindungimu” kata ryo
“iya.. terimakasih” kataku. Entah kenapa, aku merasa tenang setelah mendengar kata ryo tadi
“Ryosuke!” panggil yuya dan inoo tiba-tiba datang. Ryo pun langsung melepas pelukannya
“kalian tidak apa-apa?” tanya Inoo-sama
“ya.. kami baik-baik saja” kata ryo
“apanya yang baik-baik saja? Lihat kepalamu berdarah!” kata yuya
“ah.. yuya.. kau juga babak belur” kataku panik
“tenang.. aku akan menyembuhkan mereka berdua dengan sihirku” kata inoo-sama
“tuan, jangan terlalu memaksakan diri.. tuan baru saja menggunakan kekuatan tuan untuk mengalahkan ryutaro dan keito kan?” kata yuya
“tidak apa-apa.. tenang saja.. serahkan saja padaku..” kata inoo-sama. Dia mulai membaca mantera sambil menempelkan tangannya di dada ryo dan yuya dan luka mereka berdua mulai sembuh.
“terimakasih, tuan” kata yuya
“inoo-chan, terimakasih” kata ryo sambil berdiri
“ya.. tidak masalah” kata inoo-sama sambil tersenyum
“yosh! Baiklah.. aku sudah sembuh.. ayo kita lanjutkan perjalanan ke gunung Utara!!” kata ryo bersemangat lagi
Jantungku masih berdebar-debar, tapi aku merasa senang sekali “kenapa aku tidak bisa berhenti berdebar-debar” tanyaku dalam hati
“kau kenapa hime?” tanya yuya membuyarkan lamunanku
“ah, tidak apa-apa.. ehm, apa gunung Utara itu sudah dekat?” kataku
“ya.. kita hampir sampai.. tinggal melewati bukit itu. Kita akan sampai di gunung Utara” jawab yuya sambil menunjuk ke arah bukit yang lumayan jauh di depan kami
“yaah.. baiklah.. ayo semangaat!!” kataku
Kami pun melanjutkan perjalanan ke gunung Utara.
-------------------------------------------------------------
“maaf tuan.. kami gagal mengambil permata itu”
“dasar kalian bodoh! Kalau begitu.. panglima daiki, jenderal yuto! Sekarang giliran kalian.. kalahkan mereka dan ambil permata itu!”
“baik, tuan”

***To Be Continued***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar